sepotong cerita duka
Rabu, 08 Juni 2011 by evalutfiaa in




Lebaran tahun ini tidak seperti lebaran-lebaran sebelumnya. Biasanya aku dan kedua orang tuaku mudik ke Garut Jawa barat, tapi kali ini tidak. Karena gantian keluarga dari Garut yang  mudik ke Jogja. Saudara-saudaraku datang ke Jogja tanggal 4 Syawal dini hari.
“Teh eva, teh eva banguun jangan tidur terus ih”teriak adik sepupuku membangunkan tidurku. Aku pun segera terbangun dari tidurku dan langsung bercanda tawa dengan saudara-saudaraku di pagi buta. Paginya setelah terang, aku dan saudara-saudaraku piknik ke Pantai Parangtritis dan Candi Borobudur. Sebelum berangkat kesana yang anak-anak kecil pada ribet “aah mamaa sandalku yang satu dimanaa? Baju gantiku mana maah?” Biasalah teriakan anak kecil yang bikin rumah jadi ramai.
Sesampai di Pantai Parangtritis kami semua bergegas ganti baju dan langsung bermain air. Kami semua bersenang-senang. Menikmati indahnya ombak, semilir angin yang berhembus dan diselangi canda tawa. Setelah puas bermain air, perut mulai terasa keroncongan. Kami pun makan siang bersama dengan lahap dan dilanjutkan dengan sholat dzuhur. Setelah selesai sholat dzuhur aku dan saudara-saudaraku melanjutkan perjalanan wisata ke Candi Borobudur. Perjalanan yang cukup jauh membuat kita mengantuk. Aku dan adik sepupuku tertidur di perjalanan.zzz… Tak terasa sudah sampai di Candi Borobudur . Adik sepupuku apalagi yang belum pernah berkunjung ke Candi Borobudur sangat berantusias. Setelah membeli tiket masuk kami semuapun segera masuk.”Siapa yang mau ikutan foto?”tawar tanteku. “Aku-aku tante..”semua berantusias untuk foto-foto. Setelah puas berfoto-foto dan mengelilingi Candi Borobudur, kamipun pulang. Tapi sebelum pulang ke rumah, kami menyempatkan diri untuk berziarah ke makam Sunan Pandanaran. Berziarah di malam hari terasa agak menakutkan tapi itu bisa teratasi karena kita beziarah ramai-ramai dan makamnya cukup terang. Selesai berziarah kami semua pulang kerumah. Kami sampai di rumah sudah larut malam dan langsung beristirahat.
Esoknya kami jalan-jalan ke Malioboro, Taman Pintar dan berbelanja oleh-oleh di Pasar Bringharjo. Aku bersama adik sepupuku yang seumuran memilih jalan-jalan di sekitar emperan toko Malioboro. Saudaraku membeli serba-serbi batik mulai dari topi sampai sandal.”eh, ini bagus gak? kalo yang ini, sama yang ini bagus mana?” entah sudah berapa kali dia melontarkan pertanyaan yang sama seperti itu. Adik sepupuku yang masih kecil-kecil lebih memilih dititipkan di Taman Pintar daripada harus ikut ibunya berbelanja oleh-oleh di Pasar Bringharjo. Mereka lebih memilih bermain di Taman Pintar daripada ikut berdesak-desakan di dalam pasar. Para orangtua pun tidak keberatan anaknya memilih dititipkan di Taman Pintar karena mereka bisa lebih leluasa berbelanja tanpa anak-anaknya harus merengek-rengek. Setelah semua selesai dengan urusannya dan sudah berkumpul, kami pun pulang kerumah .
Sore harinya saudara-saudaraku bersiap-siap untuk pulang ke Garut. Aku diperbolehkan orang tuaku ikut ke Garut untuk menghabiskan sisa liburan di sana. Aku pun ikut mempersiapkan barang bawaanku yang akan ku bawa ke Garut. Setelah sholat maghrib kami pun berangkat ke Garut.

Rencananya sebelum ke Garut kami semua mau mampir ke Pantai Pangandaran dan ke Bandung. Tapi rencana tinggalah rencana. Satu dari tiga mobil keluargaku terguling di kota Banjar tepat setelah adzan subuh dikumandangkan ketika menuju ke Pantai Pangandaran. Mobil kijang kapsul hitam itu hancur lebur. Kacanya pecah semua berkeping-keping, tiga dari empat ban mobilnya copot dan semua bagian mobilnya penyok.11 orang di dalamnya mengalami luka-luka. Mulai dari luka ringan sampai yang paling parah. 3 diantaranya kritis karena terpental dan terlindas mobil saat mobilnya terguling. Semua korban segera dibawa ke puskesmas terdekat karena rumah sakitnya jauh. Tetapi karena fasilitas yang kurang memadai, tiga orang yang kritis segera dilarikan ke rumah sakit di Bandung. Tetapi sayang, adik sepupuku yang bernama Difal Al-Ady tidak dapat bertahan lagi karena mengalami pendarahan di kepalanya. Dia terlindas mobil ketika mobilnya berguling 4kali. Aku tidak bisa membayangkan tubuhnya yang mungil itu terlindas mobil sebesar itu. Ketika mendengar kabar dari Bandung bahwa Difal telah tiada kami semua terkejut dan sedih sekali. Sedangkan Fauzan, adik sepupuku yang lain mengalami retak di kepalanya dan om Agus mengalami sobek di keningnya.
Siang harinya kami yang masih di Banjar pulang ke Garut untuk menghadiri pemakaman Difal pada sore harinya. Ibu Difal menjerit dan menangis histeris seakan tidak rela kalau Difal harus pergi secepat ini.”Difaal ini ibu sayaang, hiks hiks”. Kami semua juga merasa sangat sedih dan kehilangan. Difal adalah sosok anak yang lucu dan ceria. Dia rajin sholat, mengaji dan selalu menjaga adik-adiknya ketika orang tuanya sedang tidak ada. Tetapi hidup harus terus berjalan. Kita tidak boleh terus-menerus terpaku pada kesedihan
Tiga hari setelah kecelakaan itu, aku dan dua saudaraku pulang ke Jogja dengan menaiki kereta. Karena aku dan dua adik sepupuku harus masuk sekolah pada hari seninnya.


ini adik sepupuku yang menjadi korban



mobil yang kecelakaan




my lovely cousin DIFAL AL ADY

Posting Komentar